PAREPARE, KOMPAS.com — Orangtua hakim Syarifuddin, H Umar Lahade, tidak yakin anaknya menyalahgunakan jabatannya dan terlibat kasus dugaan suap. Syarifuddin, pengawas kepailitan di PN Jakarta Pusat, ditangkap KPK pada Rabu (1/6/2011) malam lalu, atas dugaan menerima suap dalam penanganan perkara pailit PT SCI. Umar mengatakan, ia menduga putra sulungnya dijebak.
"Saya kenal betul siapa anak saya. Tidak mungkin dia menyalahgunakan jabatannya hanya untuk kepentingan pribadi. Kami mendidiknya dengan sangat baik," kata Umar Lahade dengan suara terbata, ketika di temui Kompas.com, Jumat (3/6/2011), di kantornya, kawasan Pelabuhan Rakyat (Perla) Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Pensiunan ABRI ini mengaku, baru mengetahui hakim Syarifuddin ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat melihat tayangan televisi pada Kamis (3/6/2011) kemarin. "Mungkin saudara-saudaranya sudah tahu kabar tersebut lebih dulu, tapi tidak menyampaikan ke saya," akunya.
Selain dinilai cerdas, dimata pria berusia 75 tahun ini, Syarifuddin adalah sosok anak yang baik dan mandiri. "Dia anak yang baik. Pintar dan mandiri. Menjadi anak sulung tidak membuatnya egois, tapi ikut mengayomi adik-adiknya," katanya.
Namun, kata Umar, ia berusaha berpikir positif atas kasus yang menimpa anaknya. Dia menganggap, penangkapan tersebut bagian dari risiko jabatan yang diemban Syarifuddin. Umar terakhir kali bertemu putranya sekitar tiga bulan lalu, ketika salahs eorang kerabatnya meninggal dunia di Kabupaten Sidrap. Setelah itu, katanya, dia tidak lagi pernah berkomunikasi dengan Syarifuddin, dengan alasan takut mengganggu kesibukan anaknya.
"Saya masih menunggu perkembangan dari kasus Syarif, hingga 20 hari ke depan. Hal ini juga akan saya bicarakan dengan anak-anak saya yang lainnya. Kami sudah mengirim adik Syarif ke Jakarta untuk menjenguknya. Mudah-mudahan dia bisa kuat menghadapi cobaan ini. Saya tetap menganggap dia (Hakim Syarifuddin) anak yang baik" tandasnya.
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind