Sepak terjang tokoh 'A' yang diduga ingin menghancurkan Partai Demokrat sudah tercium jajaran partai berlambang bintang Mercy ini. Sang tokoh itu kini menghilangkan jejaknya setelah mulai terendus.
"Saya tahu (tokoh A) tetapi tidak perlu disebutkan. Dia orang luar yang tidak ingin Demokrat maju. Kita juga ketemu dia di forum ini, forum itu," kata anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok pada detikcom, Kamis (2/5/2011).
Menurut dia, PD tidak mempermasalahkan kelakuan tokoh 'A' tersebut. Tokoh 'A' juga dinilai tidak bersalah. Tidak semua kader Demokrat tahu identitas tokoh tersebut.
"Jadi pelajaran saja. Dia orangnya, sudah ketahuan, sudah menghapus jejaknya," ujar Mubarok.
Bagaimana tokoh 'A' menghapus jejaknya? "Ya setelah ketahuan, langsung menghapus jejak. Tetapi, kita pura-pura tidak tahu dia orangnya. Kita tahu dia orang yang berpolitik kotor begitu," jawab Mubarok tanpa merinci cara tokoh 'A' itu menghapus jejaknya.
Mubarok memastikan partainya tetap solid dengan adanya kejadian ini. "Dia tidak salah. Yang salah ya yang mau diobok-obok. Nggak perlu dibawa ke polisi. Kita senyum saja. Ini risiko partai besar. Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya. Baguslah kita semakin kompak, terima kasih," papar Mubarok.
Mubarok juga menepis dugaan, Ramadhan Pohan melontarkan tokoh 'A' yang ingin menghancurkan Demokrat, untuk mengalihkan perhatian kepada kasus Nazaruddin.
"Ini bukan untuk menepis isu. Kalau mengalihkan kasus Nazaruddin, gimana nutupinnya, sudah kayak gitu," kata Mubarok.
Ramadhan Pohan menyebut ada kekuatan politik yang ingin menghancurkan PD. "Kami sudah tahu dia berinisial A. Dia membujuk kader kita supaya mau merusak Partai Demokrat dari dalam. Tapi kader kami ini kokoh pendiriannya, jadi tidak berhasil dia. Tapi paling tidak kami sudah tahu siapa dia," kata Ramadhan Pohan di gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (1/6/2011).
Saat didesak siapa identitas asli A, Ramadhan Pohan tidak mau menyebutkan. "Saya tidak bisa sebutkan, tapi dia tokoh lama dalam dunia perpolitikan. Tapi baru kali ini dia berbuat seperti ini, dia tidak pernah menjelekkan SBY atau PD, tapi ternyata di belakang dia seperti itu," terang anggota Komisi I DPR itu.
"Saya tahu (tokoh A) tetapi tidak perlu disebutkan. Dia orang luar yang tidak ingin Demokrat maju. Kita juga ketemu dia di forum ini, forum itu," kata anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok pada detikcom, Kamis (2/5/2011).
Menurut dia, PD tidak mempermasalahkan kelakuan tokoh 'A' tersebut. Tokoh 'A' juga dinilai tidak bersalah. Tidak semua kader Demokrat tahu identitas tokoh tersebut.
"Jadi pelajaran saja. Dia orangnya, sudah ketahuan, sudah menghapus jejaknya," ujar Mubarok.
Bagaimana tokoh 'A' menghapus jejaknya? "Ya setelah ketahuan, langsung menghapus jejak. Tetapi, kita pura-pura tidak tahu dia orangnya. Kita tahu dia orang yang berpolitik kotor begitu," jawab Mubarok tanpa merinci cara tokoh 'A' itu menghapus jejaknya.
Mubarok memastikan partainya tetap solid dengan adanya kejadian ini. "Dia tidak salah. Yang salah ya yang mau diobok-obok. Nggak perlu dibawa ke polisi. Kita senyum saja. Ini risiko partai besar. Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya. Baguslah kita semakin kompak, terima kasih," papar Mubarok.
Mubarok juga menepis dugaan, Ramadhan Pohan melontarkan tokoh 'A' yang ingin menghancurkan Demokrat, untuk mengalihkan perhatian kepada kasus Nazaruddin.
"Ini bukan untuk menepis isu. Kalau mengalihkan kasus Nazaruddin, gimana nutupinnya, sudah kayak gitu," kata Mubarok.
Ramadhan Pohan menyebut ada kekuatan politik yang ingin menghancurkan PD. "Kami sudah tahu dia berinisial A. Dia membujuk kader kita supaya mau merusak Partai Demokrat dari dalam. Tapi kader kami ini kokoh pendiriannya, jadi tidak berhasil dia. Tapi paling tidak kami sudah tahu siapa dia," kata Ramadhan Pohan di gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (1/6/2011).
Saat didesak siapa identitas asli A, Ramadhan Pohan tidak mau menyebutkan. "Saya tidak bisa sebutkan, tapi dia tokoh lama dalam dunia perpolitikan. Tapi baru kali ini dia berbuat seperti ini, dia tidak pernah menjelekkan SBY atau PD, tapi ternyata di belakang dia seperti itu," terang anggota Komisi I DPR itu.
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind