Gaten Borgonie/University Ghent
KOMPAS.com - Hewan seperti ulat ditemukan jauh di bawah permukaan Bumi, pada kedalaman 3,6 kilometer. Inilah hewan hidup terdalam yang pernah ditemukan. Spesies nematoda yang disebut ituHalicephalobus mephisto menunjukkan ada lingkungan kehidupan di jauh di tempat kaki kita berpijak.
H. mephisto memiliki panjang 0,5 milimeter. "Kecil, tapi bagi saya ini merupakan temuan besar," kata Tullis Onstott, ahli geomikrobiologi dari Princeton University di New Jersey. Ulat tersebut hidup dengan makan mikroba.
Onstott dan ahli ulat Gaetan Borgonie dari University of Ghent, Belgia, menemukan H. mephisto di dalam tambang emas di Afrika Selatan. Mereka mengebor di dalam tambang emas untuk mengambil air dari kedalaman. Tim peneliti menemukan ulat tersebut setelah 31.582 liter air.
Tim juga mendapati bahwa spesies ulat tersebut sudah ada sejak ribuan tahun. Penentuan tanggal berdasarkan isotop menunjukkan bahwa spesies ulat tersebut berasal dari antara 3.000 dan 12.000 tahun yang lalu. "Hal itu mengindikasikan hewan sudah berevolusi untuk bertahan hidup dari tekanan dan panas tinggi," jelas peneliti.
Onstott berharap penemuan ini akan menginspirasi penelitian lain untuk mencari kehidupan yang lebih kompleks di berbagai tempat ekstrem, baik di Bumi maupun di tempat lain.
Penelitian Onstott ini juga buntut dari temuan spesies bakteri di sekitar kedalaman 3 kilometer. Onstott ingin tahu kehidupan lain yang memakan bakteri tersebut dan mempersempit penelitian ke nematoda--terkenal sebagai bentuk kehidupan di Bumi yang mampu bertahan di berbagai kondisi. (National Geographic Indonesia
H. mephisto memiliki panjang 0,5 milimeter. "Kecil, tapi bagi saya ini merupakan temuan besar," kata Tullis Onstott, ahli geomikrobiologi dari Princeton University di New Jersey. Ulat tersebut hidup dengan makan mikroba.
Onstott dan ahli ulat Gaetan Borgonie dari University of Ghent, Belgia, menemukan H. mephisto di dalam tambang emas di Afrika Selatan. Mereka mengebor di dalam tambang emas untuk mengambil air dari kedalaman. Tim peneliti menemukan ulat tersebut setelah 31.582 liter air.
Tim juga mendapati bahwa spesies ulat tersebut sudah ada sejak ribuan tahun. Penentuan tanggal berdasarkan isotop menunjukkan bahwa spesies ulat tersebut berasal dari antara 3.000 dan 12.000 tahun yang lalu. "Hal itu mengindikasikan hewan sudah berevolusi untuk bertahan hidup dari tekanan dan panas tinggi," jelas peneliti.
Onstott berharap penemuan ini akan menginspirasi penelitian lain untuk mencari kehidupan yang lebih kompleks di berbagai tempat ekstrem, baik di Bumi maupun di tempat lain.
Penelitian Onstott ini juga buntut dari temuan spesies bakteri di sekitar kedalaman 3 kilometer. Onstott ingin tahu kehidupan lain yang memakan bakteri tersebut dan mempersempit penelitian ke nematoda--terkenal sebagai bentuk kehidupan di Bumi yang mampu bertahan di berbagai kondisi. (National Geographic Indonesia
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind