Jakarta - Rencana Sonhadji dan istrinya Asiah Aziz untuk melaksanakan ibadah Umroh kini tinggal kenangan. Empat hari sebelum keberangkatan, keluarga justru dikejutkan dengan berita duka. Sonhadji, pengusaha suplier itu, ditemukan tewas dengan mengenaskan.
Sebelum jasadnya ditemukan di daerah Purwakarta, Jawa Barat, pria berusia 56 tahun itu sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya. "Tanggal 24 Mei Bapak dan Ibu sebenarnya mau berangkat Umroh bersama adik saya Eva," Vitria Indriani saat ditemui detikcom di rumahnya, Jalan Purwa I Blok P Nomor 3, Kompleks Kavling DKI, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Karena mau umroh, Sonhadji dan istri pun sudah mengepak barang yang akan dibawa. Barang-barang sudah dimasukkan ke koper tinggal dibawa saat berangkat. Tapi takdir berkata lain. Sang pengusaha itu tewas dibunuh sebelum niat mulianya sempat terlaksana. "Koper-koper sudah disiapkan untuk keberangkatan. Tapi rencana itu batal," sesal Eva.
Sonhadji diketahui tidak pulang ke rumah sejak Kamis, 19 Mei 2011. Sebelum meninggalkan rumah, pria berkulit agak gelap itu berpamitan ingin ke PT Pelindo, di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pagi itu Sonhadji pergi membawa sebuah koper kecil, yang selalu dibawa ketika masih aktif bekerja di PT Jaya Obayashi.
"Sebelum berangkat ibu sempat tanya kenapa bawa koper itu. Saat itu papa sambil tertawa bilang "Mau pergi jauh". Itulah kata-kata terakhir papa. Atau mungkin kata-kata papa itu sebagai sebuah firasat," duga Indriani.
Namun yang pasti setelah itu Sonhadji tidak lagi pulang ke rumah. Sore hari, sekitar jam 16.00 WIB, keluarga mencoba menelepon tapi HP Sonhadji tidak aktif. Perasaan keluarga semakin khawatir ketika menjelang Magrib Sonhadji belum juga pulang. Sementara ditelepon tidak kunjung bisa.
Akhirnya, keluarga kemudian membuka-buka berkas Sonhadji. Mereka ingin mengetahui Sonhadji sedang menangani bisnis apa belakangan ini. Setelah dicek, keluarga kemudian menemukan berkas berkop PT Kanahaya Mandiri Utama, yang bergerak di bidang suplier. Dalam surat itu juga tertulis nama Erwin menjabat sebagai direktur utama. Sementara Sonhadji duduk sebagai komisaris.
"Begitu tahu bapak nggak pulang sampai larut malam orang yang pertama kami telepon tentu saja Erwin. Sebab dia yang belakangan sering ketemu papa. Apalagi malam sebelum berangkat pernah berkomunikasi lewat telepon dengan Erwin," jelas Indriani.
Saat ditelepon, Erwin mengaku ketemu dengan Sonhadji siang hari di Dunkin Donuts,Tebet,Jakarta Selatan. Setelah itu Erwin mengaku tidak tahu lagi kemana perginya Sonhadji. Kemudian Erwin juga bilang dirinya pulang ke rumah pukul 17.30 WIB.
Usai menelepon Erwin, keluarga Sonhadji akhirnya menunggu hingga lepas Magrib. Ketika sampai pukul 20,00 WIB, sang ayah tidak kunjung pulang, Indriani kembali menelepon Erwin.Tapi sayangnya berkali-kali ditelepon HP Erwin tidak aktif.
Jumat paginya, sekitar pukul 05.00 WIB, Erwin akhirnya menelepon. Saat itu yang mengangkat Asiah, istri Sonhadji. Di ujung telepon, Erwin kemudian menjelaskan saat-saat pertemuan dirinya dengan Sonhadji.
Kata Erwin, saat sedang mengobrol ada dua orang pria yang datang menghampiri. Salah seorang di antaranya langsung menepuk bahu Sonhadji. Setelah itu Sonhadji langsung pindah meja meninggalkan Erwin.
Masih kata Erwin, saat itu Sonhadji sempat mengeluarkan uang dari saku celana. Setelah itu Sonhadji dan temannya yang baru datang kembali mengobrol. Melihat Sonhadji sedang asik mengobrol, Erwin kemudian pamit pulang. Tapi saat berpamitan Erwin mengaku melihat Sonhadji seperti orang linglung.
Keterangan Erwin itulah yang menjadi bahan laporan ke polisi tentang hilangnya Sonhadji. Laporan hilangnya Sonhadji resmi dilaporkan 20 Mei 2011, di Polsek Jagakarsa, dengan nomor 503/K/V/2011/Sek Karsa.
Tiga hari berselang sebuah titik terang tentang hilangnya Sonhadji sedikit terlihat. Mobil Honda CRV bernopol B 8587 KG, yang dikendarai Sonhadji terlihat terparkir di perempatan Cileungsi, Bogor . Menurut keterangan warga mobil berwarna merah marun itu parkir di pinggir jalan selama 2 hari, yakni sejak Jumat (20/05/2011). Baru dua hari kemudian, Minggu (22/05/2011), polisi menderek mobil tersebut ke Polsek Cileungsi.
Namun sayangnya tidak ada jejak-jejak Sonhadji di sana. Warga hanya melihat dua orang berbadan besar pergi meninggalkan mobil 2 hari sebelumnya. Tapi warga tidak banyak tahu prihal dua pria yang katanya berbandan tegap itu.
"Orang yang melihat dua orang itu pergi meninggalkan mobil saat ini sedang pulang kampung," jelas Bagus, menantu Sonhadji.
Tidak lama setelah mobil ditemukan, keluarga kemudian mendapat kabar kalau Sonhadji sudah ditemukan tewas. Jasadnya ditemukan di semak belukar di area PLTA Cirata, Purwakarta. Keluarga mendengar kabar penemuan mayat Sonhadji pada Senin (23/05/2011).
Sebenarnya mayat Sonhadji sudah ditemukan seorang petani Jumat (20/05/2011). Selanjutnya petugas Polres Purwakarta yang mendapat laporan langsung mengangkat jasad Sonhadji dan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, untuk diotopsi.
Sebelum jasadnya ditemukan di daerah Purwakarta, Jawa Barat, pria berusia 56 tahun itu sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya. "Tanggal 24 Mei Bapak dan Ibu sebenarnya mau berangkat Umroh bersama adik saya Eva," Vitria Indriani saat ditemui detikcom di rumahnya, Jalan Purwa I Blok P Nomor 3, Kompleks Kavling DKI, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Karena mau umroh, Sonhadji dan istri pun sudah mengepak barang yang akan dibawa. Barang-barang sudah dimasukkan ke koper tinggal dibawa saat berangkat. Tapi takdir berkata lain. Sang pengusaha itu tewas dibunuh sebelum niat mulianya sempat terlaksana. "Koper-koper sudah disiapkan untuk keberangkatan. Tapi rencana itu batal," sesal Eva.
Sonhadji diketahui tidak pulang ke rumah sejak Kamis, 19 Mei 2011. Sebelum meninggalkan rumah, pria berkulit agak gelap itu berpamitan ingin ke PT Pelindo, di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pagi itu Sonhadji pergi membawa sebuah koper kecil, yang selalu dibawa ketika masih aktif bekerja di PT Jaya Obayashi.
"Sebelum berangkat ibu sempat tanya kenapa bawa koper itu. Saat itu papa sambil tertawa bilang "Mau pergi jauh". Itulah kata-kata terakhir papa. Atau mungkin kata-kata papa itu sebagai sebuah firasat," duga Indriani.
Namun yang pasti setelah itu Sonhadji tidak lagi pulang ke rumah. Sore hari, sekitar jam 16.00 WIB, keluarga mencoba menelepon tapi HP Sonhadji tidak aktif. Perasaan keluarga semakin khawatir ketika menjelang Magrib Sonhadji belum juga pulang. Sementara ditelepon tidak kunjung bisa.
Akhirnya, keluarga kemudian membuka-buka berkas Sonhadji. Mereka ingin mengetahui Sonhadji sedang menangani bisnis apa belakangan ini. Setelah dicek, keluarga kemudian menemukan berkas berkop PT Kanahaya Mandiri Utama, yang bergerak di bidang suplier. Dalam surat itu juga tertulis nama Erwin menjabat sebagai direktur utama. Sementara Sonhadji duduk sebagai komisaris.
"Begitu tahu bapak nggak pulang sampai larut malam orang yang pertama kami telepon tentu saja Erwin. Sebab dia yang belakangan sering ketemu papa. Apalagi malam sebelum berangkat pernah berkomunikasi lewat telepon dengan Erwin," jelas Indriani.
Saat ditelepon, Erwin mengaku ketemu dengan Sonhadji siang hari di Dunkin Donuts,Tebet,Jakarta Selatan. Setelah itu Erwin mengaku tidak tahu lagi kemana perginya Sonhadji. Kemudian Erwin juga bilang dirinya pulang ke rumah pukul 17.30 WIB.
Usai menelepon Erwin, keluarga Sonhadji akhirnya menunggu hingga lepas Magrib. Ketika sampai pukul 20,00 WIB, sang ayah tidak kunjung pulang, Indriani kembali menelepon Erwin.Tapi sayangnya berkali-kali ditelepon HP Erwin tidak aktif.
Jumat paginya, sekitar pukul 05.00 WIB, Erwin akhirnya menelepon. Saat itu yang mengangkat Asiah, istri Sonhadji. Di ujung telepon, Erwin kemudian menjelaskan saat-saat pertemuan dirinya dengan Sonhadji.
Kata Erwin, saat sedang mengobrol ada dua orang pria yang datang menghampiri. Salah seorang di antaranya langsung menepuk bahu Sonhadji. Setelah itu Sonhadji langsung pindah meja meninggalkan Erwin.
Masih kata Erwin, saat itu Sonhadji sempat mengeluarkan uang dari saku celana. Setelah itu Sonhadji dan temannya yang baru datang kembali mengobrol. Melihat Sonhadji sedang asik mengobrol, Erwin kemudian pamit pulang. Tapi saat berpamitan Erwin mengaku melihat Sonhadji seperti orang linglung.
Keterangan Erwin itulah yang menjadi bahan laporan ke polisi tentang hilangnya Sonhadji. Laporan hilangnya Sonhadji resmi dilaporkan 20 Mei 2011, di Polsek Jagakarsa, dengan nomor 503/K/V/2011/Sek Karsa.
Tiga hari berselang sebuah titik terang tentang hilangnya Sonhadji sedikit terlihat. Mobil Honda CRV bernopol B 8587 KG, yang dikendarai Sonhadji terlihat terparkir di perempatan Cileungsi, Bogor . Menurut keterangan warga mobil berwarna merah marun itu parkir di pinggir jalan selama 2 hari, yakni sejak Jumat (20/05/2011). Baru dua hari kemudian, Minggu (22/05/2011), polisi menderek mobil tersebut ke Polsek Cileungsi.
Namun sayangnya tidak ada jejak-jejak Sonhadji di sana. Warga hanya melihat dua orang berbadan besar pergi meninggalkan mobil 2 hari sebelumnya. Tapi warga tidak banyak tahu prihal dua pria yang katanya berbandan tegap itu.
"Orang yang melihat dua orang itu pergi meninggalkan mobil saat ini sedang pulang kampung," jelas Bagus, menantu Sonhadji.
Tidak lama setelah mobil ditemukan, keluarga kemudian mendapat kabar kalau Sonhadji sudah ditemukan tewas. Jasadnya ditemukan di semak belukar di area PLTA Cirata, Purwakarta. Keluarga mendengar kabar penemuan mayat Sonhadji pada Senin (23/05/2011).
Sebenarnya mayat Sonhadji sudah ditemukan seorang petani Jumat (20/05/2011). Selanjutnya petugas Polres Purwakarta yang mendapat laporan langsung mengangkat jasad Sonhadji dan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, untuk diotopsi.
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind