Jakarta - Google mengakui adanya aksi peretas yang berupaya membobol layanan Gmailnya. Dicurigai pelaku berasal dari China.
Diduga, aksi itu adalah upaya untuk mendapatkan password dari ratusan pengguna layanan email Google. Termasuk pejabat pemerintahan Amerika Serikat, aktivis asal China dan wartawan.
Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (2/6/2011), pelaku diperkirakan berasal dari Jinan, ibukota Propinsi Shandong di China bagian timur.
Jinan ini merupakan lokasi salah satu dari enam biro pengawasan teknis dari People's Liberation Army alias tentara nasional China. Selain itu di Jinan ada sebuah kampus berorientasi teknis yang diduga terkait serangan ke Google di 2010.
Google menyebutkan, dalam blog resminya, bahwa serangan ini salah satunya menggunakan metode phishing. Metode ini dipakai untuk menipu pengguna hingga menyerahkan data-data penting seperti password.
Diduga, upaya itu dilakukan untuk memantau konten dari email para sasaran serangan. Sasarannya termasuk pejabat senior di pemerintah AS, aktivis politik China, pejabat di beberapa negara Asia (terutama Korea Selatan), anggota militer dan wartawan.
Belum jelas siapa yang ada di balik serangan itu. Google pun tak mau berspekulasi soal apa motivasi serangan yang mereka interupsi itu.
Diduga, aksi itu adalah upaya untuk mendapatkan password dari ratusan pengguna layanan email Google. Termasuk pejabat pemerintahan Amerika Serikat, aktivis asal China dan wartawan.
Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (2/6/2011), pelaku diperkirakan berasal dari Jinan, ibukota Propinsi Shandong di China bagian timur.
Jinan ini merupakan lokasi salah satu dari enam biro pengawasan teknis dari People's Liberation Army alias tentara nasional China. Selain itu di Jinan ada sebuah kampus berorientasi teknis yang diduga terkait serangan ke Google di 2010.
Google menyebutkan, dalam blog resminya, bahwa serangan ini salah satunya menggunakan metode phishing. Metode ini dipakai untuk menipu pengguna hingga menyerahkan data-data penting seperti password.
Diduga, upaya itu dilakukan untuk memantau konten dari email para sasaran serangan. Sasarannya termasuk pejabat senior di pemerintah AS, aktivis politik China, pejabat di beberapa negara Asia (terutama Korea Selatan), anggota militer dan wartawan.
Belum jelas siapa yang ada di balik serangan itu. Google pun tak mau berspekulasi soal apa motivasi serangan yang mereka interupsi itu.
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind