Usus buntu (appendix) sering dianggap sebagai organ yang tak berguna dan begitu mudah dipotong ketika terjadi infeksi.
:
Bill Parker, Duke University
(pic:sciencedaily.com)
Bill Parker dari Duke University dalam publikasinya di Journal of Theorethical Biology tahun 2007 menyanggah pandangan tersebut.
Parker mengungkapkan, ketika saluran pencernaan seseorang mengalami infeksi, jumlah bakteri menguntungkan akan menurun.
Ternyata, usus buntu berperan mengembalikan kembali populasi bakteri yang menguntungkan bagi manusia!
Baru-baru ini, James Grendell dari Winthrop University-Hospital di Long Island menemukan bukti yang mendukung pandangan Parker.
Usus Buntu atau Appendix (pic: webmd.com):
Ia melakukan studi pada 254 pasien yang terinfeksi Clostridium difficile, jenis bakteri yang biasa mengibfeksi pasien di rumah sakit, terutama mereka yang mengkonsumsi antibiotik.
Grendell, berdasarkan hasil penelitiannya, mengatakan bahwa Clostridium difficile tidak secara langsung bisa berkompetisi dengan bakteri baik di saluran pencernaan.
Namun, jika jumlah bakteri baik berkurang, jumlah Clostridium difficile langsung meningkat.
Seperti diberitakan Scientific American edisi Maret 2012, Grendell mengatakan bahwa pertumbuhan Clostridium difficile pada manusia yang tak memiliki usus buntu akan lebih cepat.
Bakteri Clostridium difficile (picture: Wikipedia):
Sakit akibat Clostridium difficile terjadi pada 18 persen orang dengan usus buntu, sementara pada manusia yang tak memiliki usus buntu jauh lebih tinggi, mencapai 45 persen.
Grendell mengatakan bahwa usus buntu berperan menyelamatkan hidup manusia dari infeksi!
Dan ia mengatakan, penelitian perlu dilakukan sehingga di masa depan, agar jika dimungkinkan dokter tidak asal memotong usus buntu! (Scientific American/kompas/icc.wp.com)
:
Bill Parker, Duke University
(pic:sciencedaily.com)
Bill Parker dari Duke University dalam publikasinya di Journal of Theorethical Biology tahun 2007 menyanggah pandangan tersebut.
Parker mengungkapkan, ketika saluran pencernaan seseorang mengalami infeksi, jumlah bakteri menguntungkan akan menurun.
Ternyata, usus buntu berperan mengembalikan kembali populasi bakteri yang menguntungkan bagi manusia!
Baru-baru ini, James Grendell dari Winthrop University-Hospital di Long Island menemukan bukti yang mendukung pandangan Parker.
Usus Buntu atau Appendix (pic: webmd.com):
Ia melakukan studi pada 254 pasien yang terinfeksi Clostridium difficile, jenis bakteri yang biasa mengibfeksi pasien di rumah sakit, terutama mereka yang mengkonsumsi antibiotik.
Grendell, berdasarkan hasil penelitiannya, mengatakan bahwa Clostridium difficile tidak secara langsung bisa berkompetisi dengan bakteri baik di saluran pencernaan.
Namun, jika jumlah bakteri baik berkurang, jumlah Clostridium difficile langsung meningkat.
Seperti diberitakan Scientific American edisi Maret 2012, Grendell mengatakan bahwa pertumbuhan Clostridium difficile pada manusia yang tak memiliki usus buntu akan lebih cepat.
Bakteri Clostridium difficile (picture: Wikipedia):
Sakit akibat Clostridium difficile terjadi pada 18 persen orang dengan usus buntu, sementara pada manusia yang tak memiliki usus buntu jauh lebih tinggi, mencapai 45 persen.
Grendell mengatakan bahwa usus buntu berperan menyelamatkan hidup manusia dari infeksi!
Dan ia mengatakan, penelitian perlu dilakukan sehingga di masa depan, agar jika dimungkinkan dokter tidak asal memotong usus buntu! (Scientific American/kompas/icc.wp.com)
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind