JAKARTA - Berselancar dunia maya di tempat umum dengan fasilitas WiFi, ternyata berpotensi menjadi alat bagi oknum pelaku kejahatan cyber untuk menyusupkan program jahat di perangkat milik pengguna. Hal ini dikemukakan Technical Consultant Symantec Indonesia, Fransiskus Andi Indromojo di Jakarta, Senin (7/8/2012). Ia mengatakan, WiFi yang tidak membutuhkan password, khususnya di tempat umum, patut diwaspadai sebagai pancingan yang dilakukan pelaku kejahatan cyber dengan menarget pengguna perangkat mobile.
"WiFi berisiko, bisa mendukung terjadinya pencurian data. Kalau ada Wifi yang tidak pakai password, jangan memasukan identitas kredensial," tutur Frans. Dengan memasukkan identitas kredensial (untuk login username dan password) di WiFi berisiko tersebut, maka memungkinkan bagi oknum untuk dapat mengetahui identitas pengguna. Caranya, pelaku dapat merancang tampilan website yang mirip dengan website asli. Ketika pengguna memasukkan identitas username dan password-nya, maka informasi tersebut bisa masuk ke server milik si pelaku. Dengan begitu, pelaku akan dapat menggunakan informasi itu untuk tujuan tertentu atau bahkan merugikan sang korban.
Melalui data dari Symantec Internet Security Threat Report (Volume 17), mengungkap aktivitas serangan cyber yang meningkat di seluruh dunia. Laporan itu menyebutkan, dengan dibantu toolkit, penjahat cyber mampu menggunakan kerentanan yang sudah ada secara efisien. Selain itu, maraknya situs jejaring sosial yang meluas, mampu menarik jutaan pengguna dan menyediakan lahan subur bagi penjahat cyber. Laporan juga mengungkapkan, pembuat malware merancang program jahatnya tersebut untuk dapat menjangkit platform mobile.
kaskus.co.id
"WiFi berisiko, bisa mendukung terjadinya pencurian data. Kalau ada Wifi yang tidak pakai password, jangan memasukan identitas kredensial," tutur Frans. Dengan memasukkan identitas kredensial (untuk login username dan password) di WiFi berisiko tersebut, maka memungkinkan bagi oknum untuk dapat mengetahui identitas pengguna. Caranya, pelaku dapat merancang tampilan website yang mirip dengan website asli. Ketika pengguna memasukkan identitas username dan password-nya, maka informasi tersebut bisa masuk ke server milik si pelaku. Dengan begitu, pelaku akan dapat menggunakan informasi itu untuk tujuan tertentu atau bahkan merugikan sang korban.
Melalui data dari Symantec Internet Security Threat Report (Volume 17), mengungkap aktivitas serangan cyber yang meningkat di seluruh dunia. Laporan itu menyebutkan, dengan dibantu toolkit, penjahat cyber mampu menggunakan kerentanan yang sudah ada secara efisien. Selain itu, maraknya situs jejaring sosial yang meluas, mampu menarik jutaan pengguna dan menyediakan lahan subur bagi penjahat cyber. Laporan juga mengungkapkan, pembuat malware merancang program jahatnya tersebut untuk dapat menjangkit platform mobile.
kaskus.co.id
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind