Sesungguhnya salat sudah diajarkan sejak Nabi Ibrahim A.S. Hal ini diketahui dari doanya, “Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku menjadi orang-orang yang selalu mendirikan salat.” (Ibrahim 14:40).
Teknik pelaksanaan salat yang dilakukan Nabi Ibrahim A.S. berbeda dengan tata cara salat yang diwajibkan kepada Rasulullah SAW saat Isra Mi’raj, karena setiap nabi diberi tata cara ibadah yang berbeda, “Untuk setiap umat, kami berikan aturan ibadah dan jalan yang terang” (Al-Maidah 5:48).
Ketika salat belum diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW, beliau melakukan salatnya seperti yang dilakukan Ibrahim A.S. karena agama yang dianut Nabi SAW sebelum diangkat menjadi rasul adalah Al-hanifiyyah yaitu mengikuti ajaran atau keyakinan dan cara ibadah yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S. sekalipun beberapa ajaran Ibrahim A.S. sudah mengalami distorsi oleh kemusyrikan kaum jahiliah.
Walaupun Nabi SAW berada dalam masyarakat paganis (penyembah patung) tetapi beliau tidak pernah terbawa untuk menyembah berhala karena beliau lebih percaya dan menekuni ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim A.S.
Menjelang usia 40 tahun Nabi SAW sering datang ke gua Hira bukan untuk bertapa tetapi untuk beribadah seperti yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S., beliau bertafakur memikirkan dekadensi moral yang merajalela pada kaumnya dan beliau pun rajin melakukan salat seperti salat yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S.
Dari analisis di atas jelaslah bahwa saat di gua Hira Nabi SAW melaksanakan salat seperti yang diajarkan Ibrahim A.S., hingga akhirnya kewajiban salat diturunkan kepada Nabi SAW saat Isra Mi’raj dan beliau diajari tata cara salatnya oleh malaikat Jibril.
Teknik pelaksanaan salat yang kita lakukan sekarang adalah salat yang diajarkan kepada Nabi SAW. Karena itu, tata cara salat kita harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, “ Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat” (HR. Bukhari)
id.berita.yahoo.com
Teknik pelaksanaan salat yang dilakukan Nabi Ibrahim A.S. berbeda dengan tata cara salat yang diwajibkan kepada Rasulullah SAW saat Isra Mi’raj, karena setiap nabi diberi tata cara ibadah yang berbeda, “Untuk setiap umat, kami berikan aturan ibadah dan jalan yang terang” (Al-Maidah 5:48).
Ketika salat belum diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW, beliau melakukan salatnya seperti yang dilakukan Ibrahim A.S. karena agama yang dianut Nabi SAW sebelum diangkat menjadi rasul adalah Al-hanifiyyah yaitu mengikuti ajaran atau keyakinan dan cara ibadah yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S. sekalipun beberapa ajaran Ibrahim A.S. sudah mengalami distorsi oleh kemusyrikan kaum jahiliah.
Walaupun Nabi SAW berada dalam masyarakat paganis (penyembah patung) tetapi beliau tidak pernah terbawa untuk menyembah berhala karena beliau lebih percaya dan menekuni ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim A.S.
Menjelang usia 40 tahun Nabi SAW sering datang ke gua Hira bukan untuk bertapa tetapi untuk beribadah seperti yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S., beliau bertafakur memikirkan dekadensi moral yang merajalela pada kaumnya dan beliau pun rajin melakukan salat seperti salat yang diajarkan Nabi Ibrahim A.S.
Dari analisis di atas jelaslah bahwa saat di gua Hira Nabi SAW melaksanakan salat seperti yang diajarkan Ibrahim A.S., hingga akhirnya kewajiban salat diturunkan kepada Nabi SAW saat Isra Mi’raj dan beliau diajari tata cara salatnya oleh malaikat Jibril.
Teknik pelaksanaan salat yang kita lakukan sekarang adalah salat yang diajarkan kepada Nabi SAW. Karena itu, tata cara salat kita harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, “ Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat” (HR. Bukhari)
id.berita.yahoo.com
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind