Virus Ebola merupakan suatu virus dari famili filovirus genus filoviridae, dan dapat menyebabkan demam hemoroik (ebola hemorrhagic fever) yang hebat pada manusia. Ebola merupakan penyakit menular yang mematikan. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika tepatnya di Zaire, dan dapat menyerang monyet, kera, simpanse, dan terutama manusia.Tingkat kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo.Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Hingga saat ini secara genetis telah teridentifikasi empat tipe virus ebola, pertama ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976 yaitu tempat pertama kali terjangkitnya virus ebola, kedua ebola Sudan dimana tipe ini pertama kali ditemukan di bagian barat sudan pada akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahub 1979, ketiga ebola Reston dimana virus ini merupakan variasi dari virus Ebola yang ditemukan pada monet Afrika yang didatangkan dari Amerika, dan yang keempat ebola Ivory Coast yang ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory Afrika Barat di hutan Tai
Dari keempat virus ebola tersebut, terdapat tiga tipe virus ebola yang dapat menyerang manusia yaitu ebola Zaire, Sudan, dan Ivory Coast, sedangkan ebola Reston hanya dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse. Penginfeksian virus ebola pada tubuh yaitu dengan menyerang sel hati dan sel sistem reticuloendothelial serta lapisan kapiler darah, sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan protein plasma.
Penularan ebola yaitu melalui kontak fisik dengan cairan tubuh, sekresi, dan semen dari orang yang terinfeksi. Penularan yang terjadi di rumah sakit atau klinik merupakan bentuk penularan yang sering terjadi. Gejala dari ebola dimulai dengan demam dan sakit pada urat atau otot, merasa dingin, sakit pada persendian, serta kehilangan nafsu makan, selanjutnya penderita mengalami masalah dengan pernafasan, pendarahan hebat, masalah ginjal, dan shock
Kemudian penderitaan pasien akan bertambah lagi dengan muntah-muntah berak darah, nyeri pada bagian perut, tenggorokan, serta dada. Darah tidak bisa membeku dan pasien akan terus berdarah dari bekas tempat disuntik, pori-pori kulit, dan organ bagian dalam, sehingga pasien akan berdarah dari setiap lubang pada tubuhnya
Habitat alami dari virus ini tidak diketahui pasti. Namun, fakta menunjukkan bahwa virus
ini bersifat “zoonotic” yang artinya hidup dan berkembang biak dalam tubuh hewan yang berada dalam benua Afrika. Kasus-kasus yang telah dikonfirmasi berkaitan dengan virus Ebola telah dilaporkan terjadi di daerah Zaire, Gabon, Sudan, Pantai Gading dan Uganda. Seseorang dengan serologi infeksi namun tidak menunjukkan tanda-tanda sakit terjadi di Liberia dan seorang pekerja laboratorium di Inggris menjadi sakit sebagai akibat dari insiden jarum suntik. Tidak dilaporkan adanya kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Virus Ebola menyebabkan kematian dan sakit pada monyet yang diimpor ke fasilitas penelitian di USA dan Italia dari Filipina. “Sama sulitnya dengan memperoleh staf dan fasilitas yang tepat, vaksin untuk virus seperti demam Ebola, Marburg, dan Lassa juga susah diproduksi karena mereka `membunuh` virus-virus yang memacu antibodi darah. Untuk virus-virus yang mematikan seperti Ebola, kita perlu mendapat respon sel yang segera, yang melibatkan produksi sel-T pembunuh sebelum kekebalan tubuh cukup kuat untuk mencegah atau menangkal infeksi,” kata dia menjelaskan.
Para peneliti saat ini menggunakan berbagai teknik re-kombinasi DNS, yang memungkinkan mereka memicu respon sel dan memproduksi vaksin yang efektif terhadap primata bukan-manusia.
Salah satu kandidat vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis pertama pada 2006.
Infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet membuktikan berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang.
Pengujian vaksin Ebola yang menggunakan primata bukan-manusia menunjukkan hasil yang gamblang, dan memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung, tambahnya.
“Keberhasilan uji-coba vaksin di tubuh manusia ini akan jadi berita gembira buat kita semua, karena kita bisa membekali tenaga medis kita bila wabah Ebola merebak. Kita bisa mencegah angka kematian yang tinggi dan mengendalikan penyebaran penyakit berbahaya ini,” kata peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat itu.
Selain mengumumkan perkembangan penelitian mereka, tim dari Amerika Serikat juga berharap temuan ilmiah mereka bisa memacu penelitian di vaksin penyakit menular lainnya seperti virus Marburg, HIV, dan flu burung.
kaskus.co.id
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Hingga saat ini secara genetis telah teridentifikasi empat tipe virus ebola, pertama ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976 yaitu tempat pertama kali terjangkitnya virus ebola, kedua ebola Sudan dimana tipe ini pertama kali ditemukan di bagian barat sudan pada akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahub 1979, ketiga ebola Reston dimana virus ini merupakan variasi dari virus Ebola yang ditemukan pada monet Afrika yang didatangkan dari Amerika, dan yang keempat ebola Ivory Coast yang ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory Afrika Barat di hutan Tai
Dari keempat virus ebola tersebut, terdapat tiga tipe virus ebola yang dapat menyerang manusia yaitu ebola Zaire, Sudan, dan Ivory Coast, sedangkan ebola Reston hanya dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse. Penginfeksian virus ebola pada tubuh yaitu dengan menyerang sel hati dan sel sistem reticuloendothelial serta lapisan kapiler darah, sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan protein plasma.
Penularan ebola yaitu melalui kontak fisik dengan cairan tubuh, sekresi, dan semen dari orang yang terinfeksi. Penularan yang terjadi di rumah sakit atau klinik merupakan bentuk penularan yang sering terjadi. Gejala dari ebola dimulai dengan demam dan sakit pada urat atau otot, merasa dingin, sakit pada persendian, serta kehilangan nafsu makan, selanjutnya penderita mengalami masalah dengan pernafasan, pendarahan hebat, masalah ginjal, dan shock
Kemudian penderitaan pasien akan bertambah lagi dengan muntah-muntah berak darah, nyeri pada bagian perut, tenggorokan, serta dada. Darah tidak bisa membeku dan pasien akan terus berdarah dari bekas tempat disuntik, pori-pori kulit, dan organ bagian dalam, sehingga pasien akan berdarah dari setiap lubang pada tubuhnya
Habitat alami dari virus ini tidak diketahui pasti. Namun, fakta menunjukkan bahwa virus
ini bersifat “zoonotic” yang artinya hidup dan berkembang biak dalam tubuh hewan yang berada dalam benua Afrika. Kasus-kasus yang telah dikonfirmasi berkaitan dengan virus Ebola telah dilaporkan terjadi di daerah Zaire, Gabon, Sudan, Pantai Gading dan Uganda. Seseorang dengan serologi infeksi namun tidak menunjukkan tanda-tanda sakit terjadi di Liberia dan seorang pekerja laboratorium di Inggris menjadi sakit sebagai akibat dari insiden jarum suntik. Tidak dilaporkan adanya kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Virus Ebola menyebabkan kematian dan sakit pada monyet yang diimpor ke fasilitas penelitian di USA dan Italia dari Filipina. “Sama sulitnya dengan memperoleh staf dan fasilitas yang tepat, vaksin untuk virus seperti demam Ebola, Marburg, dan Lassa juga susah diproduksi karena mereka `membunuh` virus-virus yang memacu antibodi darah. Untuk virus-virus yang mematikan seperti Ebola, kita perlu mendapat respon sel yang segera, yang melibatkan produksi sel-T pembunuh sebelum kekebalan tubuh cukup kuat untuk mencegah atau menangkal infeksi,” kata dia menjelaskan.
Para peneliti saat ini menggunakan berbagai teknik re-kombinasi DNS, yang memungkinkan mereka memicu respon sel dan memproduksi vaksin yang efektif terhadap primata bukan-manusia.
Salah satu kandidat vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis pertama pada 2006.
Infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet membuktikan berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang.
Pengujian vaksin Ebola yang menggunakan primata bukan-manusia menunjukkan hasil yang gamblang, dan memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung, tambahnya.
“Keberhasilan uji-coba vaksin di tubuh manusia ini akan jadi berita gembira buat kita semua, karena kita bisa membekali tenaga medis kita bila wabah Ebola merebak. Kita bisa mencegah angka kematian yang tinggi dan mengendalikan penyebaran penyakit berbahaya ini,” kata peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat itu.
Selain mengumumkan perkembangan penelitian mereka, tim dari Amerika Serikat juga berharap temuan ilmiah mereka bisa memacu penelitian di vaksin penyakit menular lainnya seperti virus Marburg, HIV, dan flu burung.
kaskus.co.id
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind