Menurut Y. Wiramihardja Djuhaeni dalam Buku Pelajaran Sejarah Kita Pada Dunia Sepanjang Masa, pada tahun 1795-1799 negara Perancis berada di bawah Pemerintahan Directoire. Pemerintahan tersebut lahir karena situasi mengerikan sebagai akibat Revolusi Perancis yang seakan-akan membawa korban anak revolusi itu sendiri. Pada waktu itu kelompok Montagne di bawah pimpinan Robespierre diburu dan dihukum mati karena persaingan kekuasaan diantara mereka yang mencetuskan ide revolusi.
Pemerintahan tersebut tidak bisa dipercaya oleh rakyat, bahkan rakyat memandangnya sebagai pemerintahan lemah karena banyak korupsi.
Sementara itu di tahun 1798 Napoleon memimpin penyerbuan Perancis ke Mesir. Langkah ini ternyata merupakan malapetaka.
Napoleon di Mesir
Di darat, umumnya pasukan Napoleon berhasil, tetapi Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Nelson dengan mantap mengobrak-abrik armada Perancis, dan di tahun 1799 Napoleon meninggalkan pasukannya di Mesir dan pulang ke Perancis.
Napoleon di Jaffa, saat wabah Kusta menyerang Tentaranya
Begitu sampai di Perancis, Napoleon yang jeli itu dapat berkesimpulan bahwa rakyat Perancis lebih terkenang dengan kemenangan-kemenangannya di Itali ketimbang kegagalan ekspedisi Perancis ke Mesir, Keadaan buruk di dalam Pemerintahan Directoire Perancis dimanfaatkan oleh Napoleon Bonaparte ambil bagian dalam kudeta bersama Albe Sieyes dan lain-lainnya untuk merebut kekuasaan Pemerintahan Directoire pada tahun 1799, Kup ini melahirkan sebuah pemerintah baru yang disebut "Consulate" dan Napoleon menjadi Konsul pertama
Spoilerfor Napoleon sedang merencanakan Kudeta:
Soebantardjo menyatakan dalam buku Sari Sejarah Eropa-Amerika bahwa pada awal kekuasaan Pemerintahan Konsulat, Perancis bukan lagi negara yang berpemerintahan menggunakan sistem demokrasi, melainkan Pemerintahan Otokrasi dari Napolen Bonaparte. Karena pengaruh politik dan kehebatan strateginya, maka Pemerintahan Perancis mencapai puncak kegemilangan di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte. Napoleon Bonaparte bukan hanya andal di bidang militer, tetapi ia juga mampu menjalankan tugas di bidang Pemerintahan.
Pelantikan Napoleon menjadi Kaisar
Setelah empat tahun berkuasa sebagai konsul Republik Perancis, Napoleon Bonaparte terpilih menjadi Kaisar Republik Perancis dalam suatu pemungutan suara. Akan tetapi, keberhasilannya itu ternyata membuat Napoleon menjadi lupa diri dan menobatkan dirinya sebagai Kaisar Perancis pada tahun 1804. Model kekaisaran Napoleon Bonaparte yang mulai menjurus ke sistem Pemerintahan Absolut.
Politik Napoleon senantiasa menumbuhkan keyakinan bahwa dialah seorang yang membela Revolusi Perancis. Tetapi, di tahun 1804 dia sendiri pula yang memperoklamirkan diri selaku Kaisar Perancis.
Penobatan Josephine sebagai Ratu Perancis
Tambahan lagi, dia mengangkat tiga saudaranya keatas tahta kerajaan di beberapa negara Eropa. Langkah ini tidak bisa tidak menumbuhkan rasa tidak senang pada sebagian orang-orang Republik Perancis yang menganggap tingkah itu sepenuhnya merupakan pengkhianatan terhadap ide-ide dan tujuan Revolusi Perancis. Tetapi, kesulitan utama yang dihadapi Napoleon adalah peperangan dengan negara-negara asing.
Napoleon di kota Berlin
Pemerintahan tersebut tidak bisa dipercaya oleh rakyat, bahkan rakyat memandangnya sebagai pemerintahan lemah karena banyak korupsi.
Sementara itu di tahun 1798 Napoleon memimpin penyerbuan Perancis ke Mesir. Langkah ini ternyata merupakan malapetaka.
Napoleon di Mesir
Di darat, umumnya pasukan Napoleon berhasil, tetapi Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Nelson dengan mantap mengobrak-abrik armada Perancis, dan di tahun 1799 Napoleon meninggalkan pasukannya di Mesir dan pulang ke Perancis.
Napoleon di Jaffa, saat wabah Kusta menyerang Tentaranya
Begitu sampai di Perancis, Napoleon yang jeli itu dapat berkesimpulan bahwa rakyat Perancis lebih terkenang dengan kemenangan-kemenangannya di Itali ketimbang kegagalan ekspedisi Perancis ke Mesir, Keadaan buruk di dalam Pemerintahan Directoire Perancis dimanfaatkan oleh Napoleon Bonaparte ambil bagian dalam kudeta bersama Albe Sieyes dan lain-lainnya untuk merebut kekuasaan Pemerintahan Directoire pada tahun 1799, Kup ini melahirkan sebuah pemerintah baru yang disebut "Consulate" dan Napoleon menjadi Konsul pertama
Spoilerfor Napoleon sedang merencanakan Kudeta:
Soebantardjo menyatakan dalam buku Sari Sejarah Eropa-Amerika bahwa pada awal kekuasaan Pemerintahan Konsulat, Perancis bukan lagi negara yang berpemerintahan menggunakan sistem demokrasi, melainkan Pemerintahan Otokrasi dari Napolen Bonaparte. Karena pengaruh politik dan kehebatan strateginya, maka Pemerintahan Perancis mencapai puncak kegemilangan di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte. Napoleon Bonaparte bukan hanya andal di bidang militer, tetapi ia juga mampu menjalankan tugas di bidang Pemerintahan.
Pelantikan Napoleon menjadi Kaisar
Setelah empat tahun berkuasa sebagai konsul Republik Perancis, Napoleon Bonaparte terpilih menjadi Kaisar Republik Perancis dalam suatu pemungutan suara. Akan tetapi, keberhasilannya itu ternyata membuat Napoleon menjadi lupa diri dan menobatkan dirinya sebagai Kaisar Perancis pada tahun 1804. Model kekaisaran Napoleon Bonaparte yang mulai menjurus ke sistem Pemerintahan Absolut.
Politik Napoleon senantiasa menumbuhkan keyakinan bahwa dialah seorang yang membela Revolusi Perancis. Tetapi, di tahun 1804 dia sendiri pula yang memperoklamirkan diri selaku Kaisar Perancis.
Penobatan Josephine sebagai Ratu Perancis
Tambahan lagi, dia mengangkat tiga saudaranya keatas tahta kerajaan di beberapa negara Eropa. Langkah ini tidak bisa tidak menumbuhkan rasa tidak senang pada sebagian orang-orang Republik Perancis yang menganggap tingkah itu sepenuhnya merupakan pengkhianatan terhadap ide-ide dan tujuan Revolusi Perancis. Tetapi, kesulitan utama yang dihadapi Napoleon adalah peperangan dengan negara-negara asing.
Napoleon di kota Berlin
Komentar
Posting Komentar
Just post what's on your mind