Langsung ke konten utama

Grace, Sosok di Balik Puluhan Hektar Hamparan Sawah Bali

Jakarta - Pernah melihat hamparan sawah menghijau Bali di kartu pos? Sebagian mengenal foto tersebut berasal dari Ubud, sebagian lagi mengenalnya dari Jatiluwih. Namun sedikit yang mengenal sosok di balik kelestarian padi yang di tanam secara tradisional ini. Di balik hamparan sawah itu ada Grace M Tarjoto.

Bagi kaum petani di Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Grace memberikan perubahan besar, khususnya bagi petani beras merah di Banjar Gunung Sari ini. Kini, beras merah organik Jatiluwih sudah dikenal di mancanegara seperti Filipina, Finlandia, Singapura, Dubai, dan Amerika Serikat. Berkat perjuangan Grace, beras merah Jatiluwih go international.

"Kalau pakai pestisida maka akan merusak alam. Kalau Jatiluwih alamnya rusak seperti airnya tidak bersih lagi akan berefek terhadap Nusa Dua. Karena seluruh hotel di Nusa Dua menggunakan air dari sini," kata sarjana kimia ini saat berbincang dengan detikcom di tengah-tengah sawah miliknya.

Ditemani nasi goreng merah dan teh beras merah, Grace memulai cerita mengapa dia bersama kelompok petaninya menanam padi beras merah organik di atas lahan seluas 103 hektar ini. "Saya ingin para petani di Desa Jatiluwih tahu bahwa mereka sebenarnya memiliki sumber pendapatan yang cukup menjanjikan dari beras merah yang mereka hasilkan. Alam yang subur di Desa Jatiluwih merupakan modal besar bagi petani. Inilah yang perlu mereka pahami," jelasnya.

Di bawah hawa sejuk pegunungan, dia menjelaskan kepada detikcom bahwa tak ada jalan lain kecuali dengan menjadi petani dengan memberikan pemahaman cara memproduksi beras merah yang baik dan benar kepada petani Jatiluwih.

"Menanam padi hingga panen, memproses (menggiling, dll), mengemas hingga memasarkan, dilakukan bersama-sama para petani. Cara ini terbukti efektif. Petani sekarang sudah lebih paham," ujar Grace yang bersuami ahli mesin industri ini.

Grace memang serius menekuni profesinya sebagai wanita petani. Meski banyak para sahabat dan keluarga menyangsikan keseriusannya menjadi petani, namun perempuan berusia 53 tahun ini tetap kukuh menjalani hidup sebagai wanita petani beras merah Jatiluwih.

Menurut Grace, petani di Indonesia masih terpinggirkan, belum mendapat fasilitas atau kemudahan dari pemerintah seperti halnya petani di negara-negara lain, seperti Malaysia atau Filipina yang pemerintahnya sangat proaktif. Petani diberikan hak guna pakai lahan yang disediakan pemerintah.

"Di Indonesia, petani menanam padi di lahannya sendiri yang tak seberapa luasnya hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, itu pun terkadang tak cukup," tutur Grace.

Atas usahanya, apresiasi datang dari kalangan pejabat tinggi, orang-orang terkenal dalam dan luar negeri. Bahkan tak sedikit yang datang ke Desa Jatiluwih melihat langsung produksi beras merah yang layak dikonsumsi dan sudah diteliti IRRI (International Rice Research Institute) ini.

Bukti kepeduliannya terhadap petani, Grace tak hanya membeli beras milik petani di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah) tetapi juga mendirikan usaha penyosohan (penggilingan) beras. Adanya usaha ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi positif kepada petani sehingga keberadaan beras merah Jatiluwih bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan.

"Padi yang ada di Jatiluwih ternyata padi lokal jenis langka yang harus dilestarikan, sementara beras merahnya yang dikenal dengan nama beras dewa atau beras cendana ini mampu bersaing dengan beras merah dari Australia dan India karena teksturnya padat dan memiliki aroma harum. Selain itu, kandungan gizi, mineral serta vitaminnya lebih lengkap daripada beras merah dari negara lain. Khasiatnya bagi kesehatan pun sudah nyata. Beras merah mampu menetralkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, obat diabetes serta dipercaya bisa mengobati kanker," papar Grace sambil memperlihatkan idenya dalam sebuah laptop.

Beras merah produksi Grace, tak sebatas berbentuk beras (fragrant red rice) tetapi juga berbentuk olahan seperti kopi (red rice coffee) dan teh (red rice tea) yang direspons sangat baik oleh masyarakat dunia. Bahkan mantan Presiden Filipina Fidel Ramos pun, dibuat kepincut dan fanatik mengonsumsi produk-produk CV Jatiluwih milik perempuan yang aktif di berbagai organisasi sosial ini.

Kini, atas usaha Grace, Jatiluwih tidak hanya dikenal sebagai lahan pertanian, sawah ini pun kini menjadi ikon pariwisata. Ratusan turis manca negara mendatangi Jatiluwih, 2 jam dari Denpasar hanya untuk sekedar melihat hamparan sawah atau bermain sepeda di jalanan. Sebagian lagi asik berfoto-foto atau menghabiskan waktu berlama-lama di puluhan tempat makan tradisional sambil merasakan sejuknya hawa pegunungan.

"Sebaiknya datang sebelum pukul 15.00 WIB, agar tidak tertutup kabut," ucap Grace memberikan tips bagi yang ingin berwisata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Comic 8 - Official Trailer

Peralatan bedah mengerikan jaman dulu

Amputation Knife (1700s)   Pisau ini digunakan untuk amputasi pada abad ke-18, bentuk yang melengkung dikarenakan ahli bedah pada waktu itu cenderung membuat potongan melingkar melalui kulit dan otot sebelum  tulang  dipotong dengan gergaji. Amputation Saw (1600s)  Gergaji ini dibuat dengan ukiran ukiran yang rumit, dan hal ini dapat menyebabkan tempat berkembang biak bagi kuman. Arrow Remover (1500s)  Tidak banyak yang diketahui tentang alat ini ,  tetapi dari bentuknya dapat diketahui kalau alat ini digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam luka dan mengangkat sesuatu dari luka tersebut, dan bagian pinggir yang berbentuk gunting adalah untuk membuka area luka lebih lebar.    Artificial Leech (1800s)  Alat ini digunakan untuk menyedot darah  Pisau yang berada di tengah dan dapat diputar digunakan untuk memotong luka di kulit pasien, sedangkan tabung silinder akan digunakan untuk menghasilkan udara vakum dan dapat menyedot darah.  ...

Sejarah JABBAWOCKEEZ

Jabbawockeez   adalah   sebuah   tari   modern   semua laki-laki   /   hip   hop   crew   dari   San   Diego , California   yang   memenangkan   musim   pertama dari   realitas   kompetisi   tari   Amerika 's Best  Dance Crew .  Sejak   menang ,  kelompok   ini   telah mendapatkan   eksposur   yang lebih besar   dengan tampil   di   berbagai   video musik   dan   iklan ,  tur internasional , dan melakukan  dengan   Shaquille   O ' Neal  pada   All - Star  Game   NBA   2009 .  Mereka dikenal   karena   memakai   topeng   putih   polos   dan sarung tangan   untuk   mendorong   penonton   untuk fokus   pada   gerakan   mereka sebagai   kelompok bukan   pada   individu   penari . ...